On Premises, Cloud, dan Hybrid Data Center. Mana yang harus Anda pilih?

Ada beragam pilihan hosting ketika kita ingin menghosting website atau aplikasi ke internet. Pertama, kita bisa menggunakan shared hosting murah yang bisa dijangkau oleh semua orang. Kedua kita bisa menggunakan on premise data center yang kita kelola semuanya sendiri. Ketiga kita bisa menggunakan layanan cloud seperti AWS, Google Cloud dan Microsoft Azure. Atau kita bisa juga menggunakan metode hybrid. Mana yang tepat untuk website dan aplikasi Anda? Yuk cari tahu di artikel ini.

Shared Hosting

Shared hosting adalah pilihan hosting yang paling umum digunakan oleh website dan aplikasi dengan trafik kunjungan yang kecil. Misalkan landing page UMKM, Company profile, dan website pribadi. Dari segi harga, shared hosting juga sangat murah, bahkan tidak jarang gratis. Shared hosting menerapkan mekanisme berbagi sumber daya. Sehingga, kemampuan komputasi dan skalabilitasnya terbatas.

Photo by John Lee from Pexels

Ibaratnya Anda ngekos di suatu kos-kosan yang listriknya dibagi satu untuk semua. Tentu saja, karena berbagi, kuota yang Anda bisa gunakan sangat terbatas. Anda tidak mungkin menggunakan perangkat yang memakan daya yang besar di kos-kosan tersebut. Luas kamar yang Anda miliki dengan tetangga kos juga sama. Anda juga tidak mungkin memperluas kamar kos Anda, jika Anda sudah merasa ruangan Anda terasa sesak. Namun karena berbagi, Anda bisa menikmati tempat tinggal yang murah.

Shared hosting juga biasanya dirancang dengan spesifikasi library dan software pendukung yang sudah spesifik. Shared hosting yang umum misalkan shared hosting PHP, NodeJS dan Python. Artinya, saat menggunakan shared hosting, website atau aplikasi yang ingin hosting harus sesuai dengan spesifikasi yang disediakan oleh shared hosting tersebut. Jika dianalogikan dengan dalam konteks kos-kosan di atas, Anda dan tetangga kos Anda mendapatkan fasilitas yang sama dan Anda harus mengikuti tata tertib di dalam kos-kosan tersebut.

On Premise Data Center

On premise data center adalah pilihan jika Anda memiliki kemampuan untuk mengoperasikan data center Anda sendiri. On premise atau private data center adalah data center yang Anda kelola sendiri, dan Anda memiliki akses ke fisik data center itu sendiri. On premise data center tentu saja lebih fleksibel dari shared hosting. Anda bisa menambahkan atau mengurangi sumber daya yang Anda butuhkan untuk website dan aplikasi Anda. Anda juga lebih fleksibel dalam memilih spesifikasi yang Anda gunakan dalam mengoperasikan aplikasi Anda, baik dari sisi hardware ataupun dari sisi software dan library.

Namun, on premise data center memiliki beberapa isu yang mungkin tidak tepat untuk digunakan untuk website dan aplikasi Anda. On premise data center bisa jadi sangat mahal untuk dioperasikan. Selain seperangkat computing unit, Anda juga harus memastikan hal-hal lain seperti sumber daya listrik, IP publik, jaringan, sistem pendingin, bandwith, mekanisme backup dan replikasi, serta keamanan fisik dari data center itu sendiri.

Mensupervisi on premise data center juga bisa jadi sangat tidak ideal, karena Anda harus mengawasi dan memastikan data center Anda aman beroperasi selama 24/7. Karena itu, Anda atau team Anda juga harus memiliki system administrator untuk memastikan semuanya berjalan lancar. Sistem administrator harus memastikan semua komponen tidak mengalami masalah. Baik dari sisi jaringan, komputasi, operating system, library dan software pendukung

Cloud Data Center

Cloud data center merupakan solusi yang banyak diadaptasi oleh developer dan perusahaan saat ini. Cloud data center menawarkan berbagai kemudahan bagi Anda yang ingin menghosting website atau aplikasi ke internet. Cloud data center menyediakan mekanisme scaling yang fleksibel, sehingga mudah untuk melakukan perubahan sumber daya apabila diperlukan. Misalkan ketika Anda menginginkan tambahan CPU dan RAM ketika website Anda mendapatkan trafic yang tinggi. Atau jika Anda sudah mulai kehabisan storage, Anda bisa dengan mudah menambahkan kapasitas yang Anda inginkan. Selain menambahkan sumber daya, Anda juga bisa mengurangi sumber daya yang tidak Anda perlukan.

Photo by Rafael Garcin

Dengan kemampuan di fleksibelitas tersebut, penganggaran dan biaya yang dikeluarkan bisa jadi lebih efisien. Anda hanya perlu membayar sumber daya apa yang Anda pakai. Anda juga tidak perlu mempekerjakan dan membayar system administrator untuk mengawasi dan memanajemen infrastruktur data center Anda 24/7. Sehingga, Anda sebagai developer, bisa fokus pada pengembangan produk dan layanan website atau aplikasi.

Ada banyak vendor cloud data center yang bisa Anda pilih. Yang paling umum adalah Amazon Web Services, Google Cloud dan Microsoft Azure. Ketiga vendor besar ini menawarkan solusi cloud data center yang mumpuni. Selain untuk kebutuhan hosting, masing-masing vendor ini juga memiliki layanan lain yang memiliki interoperability dengan layanan cloud data center. Sebagia contoh, Amazon Web Services memiliki layanan Amazon Container Registry yang memudahkan developer untuk memanajemen docker image. Google Cloud memiliki BigQuery ML yang bisa digunakan oleh developer untuk membangun model machine learning.

Hybrid Data Center dan Multi Cloud Data Center

Hybrid data center merupakan tata kelola infrastruktur data center yang memadukan antara on premise data center dan cloud data center. Metode ini digunakan karena beberapa alasan tertentu:

  1. Memanfaatkan keunggulan cloud data center tanpa melakukan migrasi menyeluruh
  2. Memperkuat kemampuan backup dan duplikasi, sehingga mempercepat akses dan memastikan keamanan
  3. Aturan pemerintah yang mengharuskan suatu instansi menggunakan on premise data center, misalkan layanan aplikasi di instansi pemenerintahan.

Hampir sama dengan hybrid data center, multi cloud data center merupakan tata kelola yang memanfaatkan beberapa vendor cloud data center. Metode ini digunakan untuk memastikan developer bisa menikmati berbagai fitur yang disediakan vendor data center.

Nah, dari diskusi di atas, data center mana yang yang cocok untuk Anda? Jawabannya adalah tergantung dari kebutuhan website/aplikasi yang akan Anda hosting. Daftar di Axcelio sekarang untuk belajar lebih lanjut tentang system administrator, DevOps dan tata kelola infrastruktur dengan cloud.

Semoga bermanfaat.

Tertarik mengikuti Pembelajaran?